The Reason

Coba kita tilik motif kita ketika bekerja, apakah kita bekerja karena ingin membantu orang lain? bekerja karena ingin mencari kesibukan? atau malah bekerja untuk uang?

Menurut saya, kalau kita bekerja dengan motif ketiga, kita sebaiknya mencari motif lain. Terdengar klise memang, di kala kita harus memenuhi kebutuhan keluarga (bagi yang sudah memiliki), untuk membeli keinginan-keinginan kita, untuk membiayai kehidupan kita, atau hanya untuk sekedar merasa aman, tetap saja uang bukanlah yang terpenting.

Uang memang penting, namun bukanlah yang terpenting. Masih banyak hal-hal yang lebih penting dari uang, yang sering kita lupakan untuk kita syukuri, misalnya kesehatan, kasih sayang, dan persahabatan. Ada beberapa quote yang bagus tentang bagaimana seharusnya kita memandang uang dan pekerjaan :

Money will buy you a bed, but not a good night’s sleep, a house but not a home, a companion but not a friend. (Zig Ziglar)

The man who does not work for the love of work but only for money is not likely to make money nor find much fun in life. (Charles M. Schwab)

Money was never a big motivation for me, except as a way to keep score. The real excitement is playing the game. (Donald Trump)

Jika kita bekerja untuk uang, maka kerja kita tidak akan maksimal. Hal ini disebabkan kita selalu memikirkan imbalan terlebih dahulu ketika melakukan pekerjaan. Jika kita bekerja dengan motif seperti ini, biasanya kita hanya memenuhi apa yang diminta kepada kita, tidak memberi lebih. Kalau istilah dalam proyek perangkat lunak, diibaratkan hanya memenuhi spesifikasi, tidak ada bonus. Jika misalnya kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, maka kita akan sakit hati dan cenderung untuk tidak mau melakukan hal ini lagi. Jika masih seperti ini, mungkin masih bisa dimaafkan. Namun, jika sudah menjurus ke korupsi, tentu hal itu akan merugikan orang. Dalam berdagang pun, jika kita hanya memikirkan uang saja, tanpa memikirkan kepuasan pelanggan, niscaya pelanggan akan lari meninggalkan kita. Contoh lainnya adalah dalam pendidikan, jika kita hanya belajar untuk mengejar nilai, kita mungkin akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh apa yang kita inginkan, Ujung-ujungnya, yang hanya kita dapat adalah nilai, bukan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Alasan saya menulis artikel ini adalah karena saya mengamati banyaknya orang-orang yang merasa tidak puas dengan apa yang didapatkannya (upah) dari pekerjaannya. Memang, pekerjaan mereka berat, dan mereka memang layak mendapat lebih. Namun, tetap saja buat saya kurang pantas untuk meminta dan memaksa kenaikan upah mereka. Menurut saya, lakukan saja apa yang sudah diamanahkan dengan ikhlas. Jika pun nanti upah (uang) yang didapatkan dirasa tidak layak, pasti kita telah mendapat sesuatu yang lain, misalnya kepercayaan atau pengalaman berharga. Selalu ingat hukum kekekalan energi : “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat berubah bentuk”. Jadi menurut saya, jika kita mengeluarkan usaha (energi) sebesar 100, namun kita hanya dibayar 50, maka pasti kita mendapat 50 sisanya dalam bentuk lain, yang seringkali lebih berharga dari uang.

Terus, bagaimana  dong sebaiknya kita menyikapi hidup kita? Saya pikir, apapun pekerjaan yang kita miliki, lakukan saja dengan ikhlas, coba berpikir bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan yang kita miliki. Biasanya, jika kita melakukan pekerjaan dengan ikhlas, imbalan yang lain juga akan mengikuti, sukses misalnya atau uang. Cintailah pekerjaan kita, lakukanlah sebaik mungkin. Jika kita merasa kita tidak menyukai pekerjaan kita, cari saja pekerjaan yang lain yang sesuai passion kita.

Ada quote dari Michael Jordan yang sangat bagus :

Just play. Have fun. Enjoy the game. (Michael Jordan)

Jadi, mengapa kita tidak nikmati saja permainan hidup kita?.

Happy Life….:D

Leave a comment